Virus hati yang bernama al isyq (cinta), ternyata telah
memakanbanyak korban. Mungkin anda pernah mendengar seorang remaja nekad
bunuh diri disebabkan putus cinta, atau tertolak cintanya. Atau anda
pernah mendengar kisah Qeis yang tergila-gila kepada Laila. Kisah cinta
yang bermula sejak mereka bersama menggembala domba sewaktu kecil hingga
dewasa. Akhirnya sungguh tragis, Qeis benar-benar menjadi gila ketika
Laila dipersunting oleh pria lain. Apakah anda pernah mengalami problema
seperti ini atau sedang mengalaminya ? Mari kita simak terapi mujarab
yang disampaikan Ibnul Qayyim dalam karya besarnya Zadul Ma’ad.
Beliau berkata, ”Gejolak cinta merupakan jenis penyakit hati yang
memerlukan penanganan khusus. Disebabkan berbeda dengan jenis penyakit
lain, baik dari segi bentuk, penyebabnya maupun terapinya. Jika telah
menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, sulit
bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit
disembuhkan.”
Allah mengisahkan penyakit ini dalam Al Qur’an tentang dua tipe
manusia. Pertama, wanita dan kedua, kaum homoseks yang cinta kepada
mardan (anak laki-laki yang rupawan).
Allah mengisahkan bagaimana penyakit ini telah menyerang istri Al
Aziz (gubernur Mesir) yang mencintai Nabi Yusuf, dan menimpa kaum Luth.
Allah mengisahkan kedatangan para malaikat ke negeri Luth.
وَجَاءَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ يَسْتَبْشِرُونَ(67)قَالَ إِنَّ هَؤُلَاءِ
ضَيْفِي فَلَا تَفْضَحُونِ(68)وَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا
تُخْزُونِ(69)قَالُوا أَوَلَمْنَنْهَكَ عَنِ الْعَالَمِينَ(70)قَالَ
هَؤُلَاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ(71)لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ
لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ(72)
Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira
(karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata, “Sesungguhnya mereka
adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan
bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina.” Mereka
berkata, “Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi)
manusia?” Luth berkata, “Inilah puteri-puteri (negeri) ku (kawinlah
dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal).” (Allah
berfirman), “Demi umurmu (Muhammad),sesungguhnya mereka terombang-ambing
di dalam kemabukan (kesesatan).” [Al Hijr : 67-72]
KEBOHONGAN KISAH CINTA NABI DENGAN ZAINAB BINTI JAHSY
Ada sekelompok orang yang tidak mengetahui cara menempatkan
kedudukan Rasul sebagaimana layaknya. Beranggapan, bahwa Rasulullah tak
luput dari penyakit ini. Konon, sebabnya ialah tatkala Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Zainab binti Jahsy, seraya berkata
kagum,”Maha Suci Rabb yang membolak-balik hati.” Sejak itu Zainab
mendapat tempat khusus di dalam hati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Oleh karena itu Beliau berkata kepada Zaid bin Haritsah,
”Tahanlah ia di sisimu hingga Allah menurunkan ayat:
تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ
أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَا
اللَّهُ مُبْدِيهِ وَتَخْشَى النَّاسَ وَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَاهُ
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan ni`mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni`mat
kepadanya,”Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah”, sedang
kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya,
dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk
kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap
isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak
ada keberatan bagi orang mu’min untuk (mengawini) isteri-isteri
anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah
menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan
Allah itupasti terjadi. [Al Ahzab:37] [2]
Sebagian orang beranggapan, ayat ini turun berkenaan kisah kasmaran
Nabi. Bahkan sebagian penulis mengarang buku khusus mengenai kisah
kasmaran para nabi dan meyebutkan kisah Nabi ini di dalamnya. Hal ini
terjadi, karena kejahilannya terhadap Al Quran dan kedudukan para rasul.
Hingga memaksakan kandungan ayat dngan apa yang tidak layak
dikandungnya. Menisbatkan perbuatan Rasulullah, yang seolah Allah
menjauh dari diri Beliau
Padahal kisah sebenarnya, bahwasannya Zainab binti Jahsy adalah
istri Zaid Ibn Haritsah (bekas budak Rasulullah) yang diangkatnya
sebagai anak dan dipanggil dengan Zaid Ibn Muhammad. Zainab merasa lebih
tinggi dibandingkan Zaid. Oleh sebab, itu Zaid ingin menceraikannya.
Zaid datang menemui Rasulullah minta saran untuk menceraikannya. Maka
Rasulullah menasehatinya agar tetap memegang Zainab. Sementara Beliaupun
tahu, bahwa Zainab akan dinikahinya jika dicerai Zaid. Beliau takut
akan cemoohan orang-orang jika mengawini wanita bekas istri anak
angkatnya. Inilah yang disembunyikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam dirinya. Rasa takut inilah yang tejadi dalam dirinya. Oleh karena
itu Allah menyebutkan karunia yang dilimpahkanNya kepada Beliau dan
tidak mencelanya karena hal tersebut. Sambil menasehatinya agar tidak
perlu takut kepada manusia dalam hal-hal yang memang Allah halalkan
baginya. Sebab Allahlah yang seharusnya ditakuti. Jangan sampai Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam takut berbuat sesuatu hal yang Allah
halalkan karenatakut gunjingan manusia. Setelah itu Allah
memberitahukan, bahwa Allah langsung yang akan menikahkannya setelah
Zaid menceraikan istrinya. Agar Beliau menjadi contoh bagi
umatnyamengenai bolehnya menikahi bekas istri anak angkat. Adapun
menikahi bekas istri anak kandung, maka hal ini terlarang.sebagaimana
firman Allah.
وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ
(dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu). [An Nisa’ : 23].
Allah berfirman dalam surat lain.
مَاكَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu [Al Ahzab : 40].
Allah berfirman di pangkal surat ini.
وَمَا جَعَلَ أَدْعِيَاءَكُمْ أَبْنَاءَكُمْ ذَلِكُمْ قَوْلُكُمْ بِأَفْوَاهِكُمْ
Dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu
(sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. [Al
Ahzab : 4].
Perhatikanlah bagaimana pembelaan terhadap Rasulullah ini, dan bantahan terhadap orang-orang yang mencelanya. Wabillahit taufiq.
Tidak dipungkiri bahwa Rasulullah sangat mencintai istri-istrinya.
Aisyah adalah istri yang paling dicintainya. Namun kecintaannya kepada
Aisyah dan kepada lainnya tidak dapat menyamai cintanya tertinggi ,
yakni cinta kepada Rabbnya.
Dalam hadis shahih.
وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنَ النَّاسِ خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ
Andaikata aku dibolehkan mengambil seorang kekasih dari salah
seorang penduduk bumi, maka aku akan menjdikan Abu Bakr (sebagai
kekasih).[3]
KRITERIA MANUSIA YANG BERPOTENSI TERJANGKIT PENYAKIT AL ISYQ
Penyakit al isyq akan menimpa orang-orang yang hatinya kosong dari
rasa mahabbah (cinta) kepada Allah, selalu berpaling dariNya dan
dipenuhi kecintaan kepada selainNya. Hati yang penuh cinta kepada Allah
dan rindu bertemu denganNya pasti akan kebal terhadap serangan virus
ini, sebagaimana yang terjadi dengan Yusuf alaihis salam.
كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu)
dengan Yusuf, dan Yusuf-pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu
andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar
Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya
Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.….[Yusuf : 24].
Nyatalah bahwa ikhlas merupakan immunisasi manjur yang dapat menolak
virus ini dengan berbagai dampak negatifnya, berupa perbuatan jelek dan
keji. Artinya, memalingkan seseorang dari kemaksiatan harus dengan
menjauhkan berbagai sarana yang menjurus ke arah itu.
Berkata ulama Salaf, “Penyakit cinta adalah getaran hati yang kosong
dari segala sesuatu selain apa yang dicinta dan dipujanya. Allah
berfirman mengenai ibu Nabi Musa.
وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَى فَارِغًا إِنْ كَادَتْلَتُبْدِي بِهِ
Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia
menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya.
([Al Qasas : 11].
Yakni kosong dari segala sesuatu, kecuali Musa; karena sangat cintanya kepada Musa dan bergantungnya hatinya kepada Musa.
BAGAIMANA VIRUS INI BISA BERJANGKIT ?
Penyakit al isyq terjadi karena dua sebab. Pertama, karena
mengganggap indah apa-apa yang dicintainya. Kedua, perasaaningin
memiliki apa yang dicintainya. Jika salah satu dari dua faktor ini tak
ada, niscaya virus tidak akan berjangkit -walaupunpenyakit kronis ini
telah membingungkan banyak orang dan sebagian pakar berupaya memberikan
terapinya. Namun solusi yang diberikan belum mengena.
MAKHLUK DICIPTAKAN SALING MENCARI YANG SESUAI DENGANNYA
Berkata Ibn Al Qayyim, ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan
hikmahNya menciptakan makhlukNya dalam kondisi saling mencari yang
sesuai dengannya. Secara fitrah saling tertarik dengan jenisnya, dan
sebaliknya akan menjauh dari yang berbeda dengannya.
Rahasia adanya percampuran dan kesesuaian di alam ruh, menyebabkan
adanya keserasian serta kesamaan, sebagaimanaadanya perbedaan di alam
ruh akan berakibat tidak adanya keserasian dan kesesuaian. Dengan cara
inilah tegaknya urusanmanusia. Allah befirman,
:”هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا
Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia
menciptakan isterinya, agar dia merasa senangkepadanya. [Al A’raf :
189].
Dalam ayat ini Allah menjadikan sebab perasaan tenteram dan senang
seorang lelaki terhadap pasangannya karena berasal dari jenis dan
bentuknya. Jelaslah faktor pendorong cinta tidak bergantung dengan
kecantikan rupa. Tidak pula karena adanya kesamaan dalam tujuan dan
keinginan, ataupun kesamaan bentuk dan dalam mendapat petunjuk. Pun
demikian tidak dipungkiri, bahwa hal-hal ini merupakan salah satu
penyebab ketenangan dan timbulnya cinta.
Nabi pernah mengatakan dalam sebuah hadits.
الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
Ruh-ruh itu ibarat tentara yang saling berpasangan, yang
salingmengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan
berselisih. [4]
Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan, bahwa asbabul wurud hadis ini
yaitu ketika seorang wanita penduduk Makkah yang selalu membuat orang
tertawa hijrah ke Madinah, ternyata dia tinggal dan bergaul dengan
wanita yang sifatnya sama sepertinya. Yaitu senang membuat orang
tertawa. Karena itulahNabi Shallallahu alaihi wa sallam mengucapkan
hadits ini.
Karena itulah syariat Allah menghukumi sesuatu menurut jenisnya.
Mustahil syariat menghukumi dua hal yang sama dengan perlakuan berbeda
atau mengumpulkan dua hal yang kontradiktif. Barang siapa yang
berpendapat lain, maka jelaslahkarena minimnya ilmu pengetahuannya
terhadap syariat ini atau kurang memahami kaedah persamaan dan
sebaliknya.
Penerapan kaidah ini tidak saja berlaku di dunia. Lebih dari itu akan diterapkan pula di akhirat. Allah berfirman.
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ
(kepada malaikat diperintahkan): “Kumpulkanlah orang-orang yang
zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu
mereka sembah. [Ash Shaffat : 22].
Umar Ibn Khatab dan setelahnya Imam Ahmad pernah berkata mengenai tafsiran “azwajahum” yakni yang sesuai dan miripdengannya.
Allah juga berfirman.
وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ
dan apabila jiwa (ruh-ruh) dipertemukan. [At Takwir : 7].
Yakni setiap orang akan digiring beserta dengan orang-orang yang
sama perilakunya. Allah akan menggiring sesama orang-orang yang saling
mencintai karenaNya ke dalam surga, dan orang–orang yang saling
berkasih-kasihan di atas jalan syetan digiring ke neraka Jahim. Mau
tidak mau, maka setiap orang akan digiring dengan siapa yang
dicintainya. Di dalam Mustadrak Al Isyq Hakim disebutkan, bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Tidaklah seseorang mencintai
suatu kaum, kecuali akan digiring bersama mereka kelak.”[5]
CINTA DAN JENIS-JENISNYA
Cinta memiliki berbagai macam jenis dan tingkatan. Yang tertinggi
dan paling mulia ialah mahabbatu fillah wa lillah (cinta karena Allah
dan di dalam agama Allah). Yaitu cinta yang mengharuskan mencintai
apa-apa yang dicintai Allah, dilakukanberlandaskan cinta kepada Allah
dan RasulNya. Cinta berikutnyaadalah cinta yang terjalin karena adanya
kesamaan dalam cara hidup, agama, madzhab, ideologi, hubungan
kekeluargaaan, profesi dan kesamaan dalam hal-hal lainnya.
Diantara jenis cinta lainnya yakni cinta yang motifnya karena ingin
mendapatkan sesuatu dari yang dicintainya; baik karena kedudukan, harta,
pengajaran dan bimbingan, ataupun kebutuhan biologis. Cinta yang
didasari hal-hal seperti tadi -yaitu al mahabbah al ‘ardiyah- akan
hilang bersama hilangnya apa yang ingin didapatkan dari orang yang
dicintainya. Yakinlah, bahwa orang yang mencintaimu karena sesuatu, akan
meninggalkanmu ketika telah mendapat apa yang diinginkan darimu.
Adapun cinta lainnya yaitu cinta karena adanya kesamaan dan
kesesuaian antara yang menyinta dan yang dicinta. Mahabbah al isyq
termasuk cinta jenis ini. Tidak akan sirna kecuali jika adasesuatu yang
menghilangkannya. Cinta jenis ini, yaitu berpadunya ruh dan jiwa. Oleh
karena itu tidak terdapat pengaruh yang begitu besar baik berupa rasa
was-was, hati yang gundah gulana maupun kehancuran kecuali pada cinta
jenis ini.
Timbul pertanyaan, bahwa cinta ini merupakan bertemunya ikatan batin
dan ruh, tetapi mengapa ada cinta yang bertepuk sebelah tangan? Bahkan
kebanyakan cinta seperti ini hanya sepihak dari orang yang sedang
kasmaran saja? Jika cinta ini perpaduan antara jiwa dan ruh, maka
tentulah cinta itu akan terjadi antara kedua belah pihak dan bukan
sepihak saja?
Jawabnya ialah, bahwa tidak terpenuhinya hasrat disebabkan kurangnya
syarat tertentu. Atau adanya penghalang sehingga tidak terealisasinya
cinta antara keduanya. Hal ini disebabkan tiga factor. Pertama, bahwa
cinta ini sebatas cinta karena adanya kepentingan. Oleh karena itu tidak
mesti keduanya saling mencintai. Terkadang yang dicintai justru lari
darinya. Kedua, adanya penghalang sehingga seseorang tidak dapat
mencintai orang yang dicintanya, baik karena adanya cela dalam akhlak,
bentuk rupa, sikap dan faktor lainnya. Ketiga, adanya penghalang dari
pihak orang yang dicintai.
Jika penghalang ini dapat disingkirkan, maka akan terjalin
benang-benang cinta antara keduanya. Kalau bukan karena kesombongan,
hasad, cinta kekuasaan dan permusuhan dari orang-orang kafir, niscaya
para rasul-rasul akan menjadi orang yang paling mereka cintai lebih dari
cinta mereka kepada diri, keluarga dan harta.
TERAPI PENYAKIT AL ISYQ
Sebagai salah satu jenis penyakit, tentulah al-isyq dapat
disembuhkan dengan terapi-terapi tertentu. Diantara terapi tersebut
ialah sebagai berikut,
Jika terdapat peluang bagi orang yang sedang kasmaran tersebut untuk
meraih cinta orang yang dikasihinya dengan ketentuan syariat dan
suratan taqdirnya, maka inilah terapi yang paling utama. Sebagaimana
terdapat dalam sahihain dari riwayat Ibn Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu,
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ
فَلْيَتَزَوَّجْ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ
لَهُ وِجَاءٌ *
Hai sekalian pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka
hendaklah dia menikah. Barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah
berpuasa. Karena puasa dapat menahan dirinya dari ketergelinciran
(kepada perbuatan zina).
Hadis ini memberikan dua solusi, utama, dan pengganti.
Solusi pertama adalah menikah. Jika solusi ini dapat dilakukan, maka
tidak boleh mencari solusi lain. Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ*
Aku tidak pernah melihat ada dua orang yang saling mengasihi selain melalui jalur pernikahan.
Inilah tujuan dan anjuran Allah untuk menikahi wanita, baik yang merdeka ataupun budak dalam firmanNya.
,
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. [An Nisa : 28].
Allah menyebutkan dalam ayat ini keringanan yang diberikan terhadap
hambaNya. Dan Allah mengetahui kelemahan manusiadalam menahan
syahwatnya, sehingga memperbolehkan menikahi para wanita yang baik-baik
dua, tiga ataupun empat. Sebagaimana Allah memperbolehkan mendatangi
budak-budak wanita mereka. Sampai-sampai Allah membuka bagi mereka pintu
untuk menikahi budak-budak wanita jika mereka membutuhkannya sebagai
peredam syahwat. Demikianlah keringanan dan rahmatNya terhadap makluk
yang lemah ini..
Jika terapi pertama tidak dapat dilakukan akibat tertutupnya peluang
menuju orang yang dikasihinya karena ketentuan syar’i dan takdir, maka
penyakit ini bisa semakin ganas. Adapun terapinya harus dengan
meyakinkan pada dirinya, bahwa apa-apa yang diimpikannya mustahil
terjadi. Lebih baik baginya untuk segera melupakannya. Jiwa yang telah
memutus harapan untuk mendapatkan sesuatu, niscaya akan tenang dan tidak
lagi mengingatnya. Jika ternyata belum terlupakan, dapat mempengaruhi
keadaan jiwanya hingga semakin menyimpang jauh.
Dalam kondisi seperti ini wajib baginya untuk mencari terapi lain.
Yaitu dengan mengajak akalnya berfikir, bahwa menggantungkan hatinya
kepada sesuatu yang mustahil dijangkaunya itu ibarat perbuatan gila.
Ibarat pungguk merindukan bulan. Bukankah orang-orang akan
mengganggapnya termasuk ke dalam kumpulan orang-orang yang tidak waras?
Apabila kemungkinan untuk mendapatkan apa yang dicintainya terhalang
karena larangan syariat, maka terapinya yaitu dengan mengangap bahwa
yang dicintainya itu bukan ditakdirkan menjadi miliknya. Jalan
keselamatan ialah dengan menjauhkan dirinya dari yang dicintainya. Dia
harus merasa bahwa pintu ke arah yang diingininya tertutup, dan mustahil
tercapai.
Jika ternyata jiwanya yang selalu menyuruhnya kepada kemungkaran
masih tetap menuntut, hendaklah dia mau meninggalkannya karena dua hal.
Pertama : Karena takut (kepada Allah). Yaitu dengan menumbuhkan
perasaan, bahwa ada hal yang lebih layak dicintai, lebih bermanfaat,
lebih baik dan lebih kekal. Seseorangyang berakal jika menimbang-nimbang
antara mencintai sesuatu yang cepat sirna dengan sesuatu yang lebih
layak untuk dicintai, lebih bermanfaat, lebih kekal dan lebih nikmat,
tentu akan memilih yang lebih tinggi derajatnya. Jangan sampaiengkau
menggadaikan kenikmatan abadi yang tidak terlintas dalam pikiranmu
menggantikannya dengan kenikmatan sesaat yang segera berbalik menjadi
sumber penyakit. Ibarat orang yang sedang bermimpi indah, ataupun
berkhayal terbang melayang jauh, maka ketika tersadar ternyata hanyalah
mimpi dan khayalan. Akhirnya sirnalah segala keindahan semu. Yang
tertinggal hanyalah keletihan, hilang nafsu dan kebinasaan menunggu.
Kedua : Keyakinan bahwa berbagai resiko yang sangat menyakitkan akan
ditemuinya jika gagal melupakan yang dikasihinya. Dia akan mengalami
dua hal yang menyakitkan sekaligus. Yaitu : gagal mendapatkan kekasih
yang diinginkannya, serta bencana menyakitkan dan siksa yang pasti akan
menimpanya. Jika yakin bakal mendapatkan dua hal menyakitkan ini,
niscaya akan mudah baginya meninggalkan perasaan ingin memiliki yang
dicinta. Dia akan bepikir, bahwa sabar menahan diri itu lebih baik.
Akal, agama , harga diri dan kemanusiaannya akan memerintahkannya untuk
bersabar, demimendapatkan kebahagiaan abadi. Sementara kebodohan, hawa
nafsu, kedzalimannya akan memerintahkannya untuk mengalah mendapatkan
apa yang dikasihinya. Sungguh, orang yang terhindar ialah orang-orang
yang dipelihara oleh Allah.
Jika hawa nafsunya masih tetap ngotot dan tidak menerima terapi
tadi, maka hendaklah berfikir mengenai dampak negatif dan kerusakan yang
akan ditimbulkannya segera, dan kemasalahatan yang akan gagal
diraihnya. Sebab mengikuti hawa nafsu dapat menimbulkan kerusakan dunia
dan menepis kebaikan yang bakal diterimanya. Lebih parah lagi, dengan
memperturutkan hawa nafsu ini akan menghalanginya untuk mendapat
petunjuk yang merupakan kunci keberhasilan dan kemaslahatannya.
Jika terapi ini tidak mempan juga untuknya, hendaklah dia selalu
mengingat sisi-sisi keburukan kekasihnya dan hal-hal yang dapat
membuatnya menjauh darinya. Jika dia mau mencari-cari kejelekan yang ada
pada kekasihnya, niscaya dia akan mendapatkannya lebih dominan daripada
keindahannya. Hendaklah dia banyak bertanya kepada orang-orang yang
berada disekeliling kekasihnya tentang berbagai kejelekannya yang belum
diketahuinya. Sebab sebagaimana kecantikan sebagai faktor pendorong
seseorang untuk mencintai kekasihnya, maka demikian pula kejelekan
merupakan pendorong kuat agar dapat membenci dan menjauhinya. Hendaklah
dia mempertimbangkan dua sisi ini dan memilih yang terbaik baginya.
Jangan terperdaya karena kecantikan kulit, dan membandingkannya dengan
orang yang terkena penyakit sopak atau kusta. Tetapi hendaklah dia
memalingkan pandangannya kepada kejelelekan sikap dan perilakunya.
Hendaklah dia menutup matanya dari kecantikan fisik dan melihat kepada
kejelekan yang diceritakan mengenai hatinya.
Jika terapi ini masih saja tidak mempan baginya, maka terapi
terakhir yaitu mengadu dan memohon dengan jujur kepada Allah penolong
orang-orang yang ditimpa musibah jika memohon kepadaNya. Hendaklah dia
menyerahkan jiwa sepenuhnya di hadapan kebesaranNya sambil memohon,
merendahkan dan menghinakan diri. Jika dia dapat melaksanakan terapi
akhir ini, maka sesungguhnya dia telah membuka pintu taufik (pertolongan
Allah). Hendaklah dia berbuat iffah (menjaga diri) dan menyembunyikan
perasaannya. Jangan menjelek-jelekkan kekasihnya dan mempermalukannya di
hadapan manusia ataupun menyakitinya. Sebab hal tersebut merupakan
kedzaliman dan melampaui batas
Demikianlah kiat-kiat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini. Namun
ibarat kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebelum
terkena virus ini, maka lebih baik menghindar. Bagaimana cara
menghindarinya? Tidak lain, yaitu dengan tazkiyatun nafs. Semoga
pembahasan ini bermanfaat.