Lembutkan Hatimu

Mahasuci ALLOH, Zat yang Maha Mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhluk Nya. Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut, dan tidaklah kasih sayang terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut. 

Betapa tidak? Jikalau kemampuan kita menyayangi orang lain tercerabut, maka itulah biang dari segala bencana, karena kasih sayang ALLOH Azza wa Jalla ternyata hanya akan diberikan kepada orang-orang yang masih hidup kasih sayang di kalbunya.

Karenanya, tidak bisa tidak, kita harus berjuang dengan sekuat tenaga agar hati nurani kita hidup. Tidak berlebihan jikalau kita mengasahnya dengan merasakan keterharuan dari kisah-kisah orang yang rela meluangkan waktu untuk memperhaikan orang lain. Kita dengar bagaimana ada orang yang rela bersusah-payah membacakan buku, koran, atau juga surat kepada orang-orang tuna netra, sehingga mereka bisa belajar, bisa dapat informasi, dan bisa mendapatkan ilmu yang lebih luas.

Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "ALLOH SWT mempunyai seratus rahmat (kasih sayang), dan menurunkan satu rahmat (dari seratus rahmat) kepada jin, manusia, binatang, dan hewan melata. Dengan rahmat itu mereka saling berbelas-kasih dan berkasih sayang, dan dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan (ALLOH SWT) menangguhkan 99 bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari kiamat nanti." (H.R. Muslim).

Dari hadis ini nampaklah, bahwa walau hanya satu rahmat-Nya yang diturunkan ke bumi, namun dampaknya bagi seluruh makhluk sungguh luar biasa dahsyatnya. Karenanya, sudah sepantasnya jikalau kita merindukan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan ALLOH SWT, tanyakanlah kembali pada diri ini, sampai sejauhmana kita menghidupkan kalbu untuk saling berkasih sayang bersama makhluk lain?


Kasih sayang dapat diibaratkan sebuah mata air yang selalu bergejolak keinginannya untuk melepaskan beribu-ribu kubik air bening yang membuncah dari dalamnya tanpa pernah habis. Kepada air yang telah mengalir untuk selanjutnya menderas mengikuti alur sungai menuju lautan luas, mata air sama sekali tidak pernah mengharapkan ia kembali. 


Sama pula seperti pancaran sinar cerah matahari di pagi hari, dari dulu sampai sekarang ia terus-menerus memancarkan sinarnya tanpa henti, dan sama pula, matahari tidak mengharap sedikit pun sang cahaya yang telah terpancar kembali pada dirinya. Seharusnya seperti itulah sumber kasih sayang di kalbu kita, ia benar-benar melimpah terus tidak pernah ada habisnya.

Tidak ada salahnya agar muncul kepekaan kita menyayangi orang lain, kita mengawalinya dengan menyayangi diri kita dulu. Mulailah dengan menghadapkan tubuh ini ke cermin seraya bertanya-tanya:  Apakah wajah indah ini akan bercahaya di akhirat nanti, atau justru sebaliknya, wajah ini akan gosong terbakar nyala api jahannam? 

Tataplah hitamnya mata kita, apakah mata ini, mata yang bisa menatap ALLOH, menatap Rasulullah SAW, menatap para kekasih ALLOH di surga kelak, atau malah akan terburai karena kemaksiyatan yang pernah dilakukannya? 

Rabalah bibir manis kita, apakah ia akan bisa tersenyum gembira di surga sana atau malah bibir yang lidahnya akan menjulur tercabik-cabik?! 

Perhatikan tubuh tegap kita, apakah ia akan berpendar penuh cahaya di surga sana, sehingga layak berdampingan dengan si pemiliki tubuh mulia, Rasulullah SAW, atau tubuh ini malah akan membara, menjadi bahan bakar bersama hangusnya batu-batu di kerak neraka jahannam? 

Ketika memandang kaki, tanyakanlah apakah ia senantiasa melangkah di jalan ALLOH sehingga berhak menginjakkannya di surga kelak, atau malah akan dicabik-cabik pisau berduri. 

Memandang mulusnya kulit kita, renungkanlah apakah kulit ini akan menjadi indah bercahaya ataukah akan hitam legam karena gosong dijilat lidah api jahannam? 

Mudah-mudahan dengan bercermin sambil menafakuri diri, kita akan lebih mempunyai kekuatan untuk menjaga diri kita. 

Jangan pula meremehkan makhluk ciptaan ALLOH, sebab tidaklah ALLOH menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semua yang ALLOH ciptakan syarat dengan ilmu, hikmah, dan ladang amal. Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar, dan apa saja karunia dari ALLOH adalah jalan bagi kita untuk bertafakur jikalau hati ini bisa merabanya dengan penuh kasih sayang.

Dikisahkan di hari akhir datang seorang hamba ahli ibadah kepada ALLOH, tetapi ALLOH malah mencapnya sebagai ahli neraka, mengapa? Ternyata karena suatu ketika si ahli ibadah ini pernah mengurung seekor kucing sehingga ia tidak bisa mencari makan dan tidak pula diberi makan oleh si ahli ibadah ini. Akhirnya mati kelaparanlah si kucing ini. Ternyata walau ia seorang ahli ibadah, laknat ALLOH tetap menimpa si ahli ibadah ini, dan ALLOH menetapkannya sebagai seorang ahli neraka, tiada lain karena tidak hidup kasih sayang di kalbunya. 

Tetapi ada kisah sebaliknya, suatu waktu seorang wanita berlumur dosa sedang beristirahat di pinggir sebuah oase yang berair dalam di sebuah lembah padang pasir. Tiba-tiba datanglah seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya seakan sedang merasakan kehausan yang luar biasa. Walau tidak mungkin terjangkau kerena dalamnya air di oase itu, anjing itu tetap berusaha menjangkaunya, tapi tidak dapat. Melihat kejadian ini, tergeraklah si wanita untuk menolongnya. Dibukalah slopnya untuk dipakai menceduk air, setelah air didapat, diberikannya pada anjing yang kehausan tersebut. Subhanallah, dengan ijin ALLOH, terampunilah dosa wanita ini.

Demikianlah, jikalau hati kita mampu meraba derita makhluk lain, insya ALLOH keinginan untuk berbuat baik akan muncul dengan sendirinya.

Kisah lain, ketika suatu waktu ada seseorang terkena penyakit tumor yang sudah menahun. Karena tidak punya biaya untuk berobat, maka berkunjunglah ia kepada orang-orang yang dianggapnya mampu memberi pinjaman biaya.

Bagi orang yang tidak hidup kasih sayang di kalbunya, ketika datang orang yang akan meminjam uang ini, justru yang terlintas dalam pikirannya seolah-olah harta yang dimilikinya akan diambil oleh dia, bukannya memberi, malah dia ketakutan akan hartanya karena disangkanya akan habis atau bahkan jatuh miskin. 

Tetapi bagi seorang hamba yang tumbuh kasih sayang di kalbunya, ketika datang yang akan meminjam uang, justru yang muncul rasa iba terhadap penderitaan orang lain. Bahkan jauh di lubuk hatinya yang paling dalam akan membayangkan bagaimana jikalau yang menderita itu dirinya. Terlebih lagi dia sangat menyadari ada hak orang lain yang dititipkan ALLOH dalam hartanya. Karenanya dia begitu ringan memberikan sesuatu kepada orang yang memang membutuhkan bantuannya. 

Ingatlah, hidupnya hati hanya dapat dibuktikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain dengan ikhlas. Apa artinya hidup kalau tidak punya manfaat? Padahal hidup di dunia ini cuma sekali dan itupun hanya mampir sebentar saja. Tidak ada salahnya kita berpikir terus dan bekerja keras untuk menghidupkan kasih sayang di hati ini. Insya ALLOH bagi yang telah tumbuh kasih sayang di kalbunya, ALLOH Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah Kasih Sayang-Nya akan mengaruniakan ringannya mencari nafkah dan ringan pula dalam menafkahkannya di jalan ALLOH, ringan dalam mencari ilmu dan ringan pula dalam mengajarkannya kepada orang lain, ringan dalam melatih kemampuan bela diri dan ringan pula dalam membela orang lain yang teraniaya, Subhanallah. 

Cara lain yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk menghidupkan hati nurani agar senantiasa diliputi nur kasih sayang adalah dengan melakukan banyak silaturahmi kepada orang-orang yang dilanda kesulitan, datang ke daerah terpencil, tengok saudara-saudara kita di rumah sakit, atau pula dengan selalu mengingat umat Islam yang sedang teraniaya, seperti di Bosnia, Checnya, Ambon, Halmahera, atau di tempat-tempat lainnya.

Belajarlah terus untuk melihat orang yang kondisinya jauh di bawah kita, insya ALLOH hati kita akan melembut karena senantiasa tercahayai pancaran sinar kasih sayang. Dan hati-hatilah bagi orang yang bergaulnya hanya dengan orang-orang kaya, orang-orang terkenal, para artis, atau orang-orang elit lainnya, karena yang akan muncul justru rasa minder dan perasaan kurang dan kurang akan dunia ini, Masya ALLOH.

Membangkitkan Jiwa Dengan Membaca Status

Kanjeng nabi saw, kalaulah lisan manusia boleh mensifatinya, pastilah ia akan kelu sblm habis sifat yg ada padanya. Andai saja setiap saat ia merangkai kata2 pujian utknya, pastilah habis umurnya smntra masih banyak yg blm tersifati dari sosoknya. Cukuplah pujian dari Penciptanya sendiri yg mampu mensifatkan kesempurnaannya. "Wa innaka la'ala khuluqin 'adhiiim..." (Dan pujian ini senantiasa kekal se-kekal kalamNya)

Suatu hari ketika sayyidina Uwais Al-Qorni Al-Yamani ra. sedang ngasih makan dan minum seekor anjing, beliau berkata kepada anjing itu; "Hai kamu, tolong jangan sakiti aku, aq tidak akan menyakitimu. Adapun jika nanti di hari kiamat aq melewati shirot dengan selamat sampai di surga, maka aku lebih baik darimu. Namun jika aku terjatuh dari shirot dan masuk neraka, maka kamu lebih baik dariku" Subhanallah!

Seandainya Tuhan menghendaki, maka semua manusia akan taat dan beriman. Sbgmn yg terjadi pada planet2, matahari, bintang, bulan, awan, angin, gunung, tetumbuhan, hewan2 di darat dan di laut. Tapi Tuhan tidak menghendaki manusia spt mrka semua, krn manusia adlh ciptaanNya yang paling istimewa, karenanya iman dan taat mereka jg harus istimewa. Iman dan taat yang karena cinta dan sukarela, bukan karena terpaksa!

Ho No Co Ro Ko Do To So Wo Lo Po Do Jo Yo Nyo Mo Go Bo Tho Ngo, Kumpulno dunyomu sak akeh-akehe, kuatno awakmu sak kuwat-kuwate, pinterno akalmu sak pinter-pintere, duwurno pangkatmu sak duwur-duwure, awakmu bakal MATI. Mung Gusti Allah sing sugih, mung Gusti Allah sing kuwat, mung Gusti Allah sing pinter, mung Gusti Allah sing paling duwur. "Kullu Man 'Alaiha Fan, Wa Yabqo Wajhu Robbika Dzul Jalaali Wal Ikrom..."

Perjalanan menuju stasiun akhir (Allah SWT) sebagaimana disebutkan dalam al-qur'an, "wa anna ila robbikal muntaha..." selama hidup ini masih berjalan adalah langkah pertama, langkah pertama, langkah pertama, terus tetap pada langkah pertama. Hingga ajal menjeput! Ya Robbi Sallimna sallimna sallimna likai nalqoka wa nahnu salimin...

Kesedihan adalah makhluk. karenanya ia bisa kita sapa dan kita ajak berbicara untuk menurut kepada kita. Menyuruhnya bukan berarti mengusirnya atau membuat dia tidak ada, melainkan sekedar agar kesedihan kita itu tidak sampai dirasakan oleh orang lain akibatnya.

Di zaman yg matre kya gini susah sekali rasanya untuk tidak matre, tapi setidaknya kita masih diberi iman meskipun kadang seperti gak beriman, masih mau shalat meskipun hampir tidak pernah khusyu', masih mau mendengarkan adzan meskipun belum tentu mendatanginya, masih kadang-kadang mau membantu orang lain klo diminta. Ya lumayan lah, daripada gak sama sekali! "Ma la yudroku kulluh, la yutroku kulluh"

Apakah karena ketulianku, maka aku tak bisa mendengar? ataukah karena kebodohanku, maka aku tak tahu? ataukah karena kerasnya hatiku, maka aku tak merasa? Tuhanku memanggil2ku saat aku hampir hanyut dalam lumpur dosa, dengan panggilan yg lebih dari panggilan seorang ibu pada anaknya," Duhai hambaku yg terlampau kejam atas dirinya sendiri, janganlah kamu putus asa dari rahmatKu, karena AKU mengampuni setiap dosa".

Meskipun Aku belum pernah menatap wajah beliau yang elok nan indah mempesona "habibunal mustofa", tapi alhamdulillah, aku pernah menatap wajah orang yang pernah melihat orang yang pernah melihat orang yang pernah melihat sampai kepada orang yang pernah melihat beliau shalawatu robbi wa salaamuhu 'alaih...!

Allahumma sholli 'ala sayyidina muhammadin khoiril kholaiq, sholatan nanalu biha husnar rofiq, wa amaanat thoriq, wal faroja min kulli syiddatin wa dliiq, bihurmatin nabiyyi wash shiddiq, wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallim...!

Kanjeng Nabi Muhammad SAW tidak hanya mengajari kita bagaimana caranya shalat, baca qur'an, qiyamullail, zakat, puasa, haji, dan sedekah. Tapi jg mengajari kita bagaimana caranya mencintai, menyayangi, mengasihi, menyantuni, memaafkan, memahami orang lain, dan meramaikan serta merawat bumi, dsb.

Perlahan airmataku pun mengalir mengikuti sepanjang jalan, bukan karena aku tak makan tak minum, tak berbaju, ataupun tak bertempat tinggal. Tapi lebih karena malu dengan diriku sendiri yang selalu saja menganiaya diri sendiri, sementara Tuhan selalu sayang kepadaku. Astaghfirullah...!

Tuhan, diantara kami memang tidak ada yang sempurna... itu karna Engkau menciptakan kami begini adanya. Jadi tidak ada alasan bagi siapa pun dari kami untuk menganggap bahwa dirinya lebih sempurna dari yang lain, karena itu tidak sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya.

Sungguh Allah lebih bahagia dengan taubatnya orang mukmin daripada bahagianya kalian dengan kembalinya barang milik kalian setelah hilangnya. Ya Rabb, Tubna ilaik, fabirohmatika wa fadllika faqbal taubatana ilaik....

Buatlah Tuhanmu ridlo kepadamu,... karena jika Dia sudah ridlo kepadamu, maka sebesar apapun kesalahan yang sudah kamu lakukan, pasti akan dimaafkan. Sebaliknya, sebanyak apapun kebaikan yang sudah kamu kerjakan, jika Dia tidak ridlo, maka yang dilihat dari kamu adalah kesalahan2mu.

Cinta, ketulusan, serta kasih sayang yang murni karena Allah... Itu yang akan tetap hidup, meskipun raga telah mati. (mengenang hadlratus syeikh al-imam muhammad mutawalli asy-sya'rawi rahimahullah)

Subhaanakallahumma khoiro mu'allimin,
'allamta bil qolamil quruna ula
Arsalta bittauroti musa mursyidan,
wabnal batuli fa'allamal injila
wafajjarta yanbu'al bayaani muhammadan,
fasaqol haditsa wa nawalat tanzila
~ Ahmad Syauqi ~

Keyakinan yang paling tidak bisa tergoyahkan oleh apapun dan oleh siapapun adalah keyakinan akan datangnya kematian!

Munajatku

Ya Tuhan...
Hamba tahu diri ini tak berarti apa-apa tanpa-MU
Bagaimana tidak lebih tak berarti lagi jika Engkau melenyapkannya

Ya Tuhan...
Jazad ini tak berdaya apa-apa tanpa pertolongan-Mu
Bagaimana tidak lebih tak berdaya lagi jika Engkau membinasakannya

Ya Tuhan...
Rahmat-Mu meliputi setiap apa yang ada di jagat raya ini
Bagaimana hamba tidak Engkau rahmati jika bagian darinya

Ya Tuhan...
Engkau mengiming-imingi hamba surga dan segala isinya
Bagaimana hamba tidak mengharapkan hal itu

Ya Tuhan...
Engkau menakut-nakuti hamba dengan api neraka dan siksanya
Bagaimana hamba tidak takut akan hal itu

Ya Tuhan...
Padahal Engkau memerintahkan hamba untuk menyembah-Mu
Hanya karena Engkau semata, bukan karena surga ataupun neraka

Ya Tuhan...
Engkau perintahkan hamba untuk selalu sabar
Bagaimana hamba bisa sabar dengan apa yang hamba tidak ketahui

Ya Tuhan...
Engkau perintahkan hamba untuk selalu bersyukur
Bagaimana hamba bisa syukur padahal syukur itu sendiri butuh disyukuri

Ya Tuhan...
Engkau yang maha terpuji....
Engkau yang maha tahu....
Engkau yang maha Rahman...
Engkau yang maha Rahim...

Ya Tuhan...
Hamba pasrahkan segala urusan hamba kepada-Mu
Karena hamba adalah semata-mata milik-Mu

Lima Pokok Al-Qur'an


Muhammad Al Ghazali (1917 – 1996) siapa yang tidak mengenalnAya di dunia islam dan khususnya timur tengah ,seorang dai dan pemikir yang karangan – karangannya telah memperkaya khazanah perpustakaan islam. Ia terkenal dengan dakwahya yang begitu banyak menyoroti kelemahan kelemahan umat islam dan dalam waktu bersamaan ia pun bisa berdakwah begitu menyentuh dan membangkitkan kesadaran umat islam.

Karya Al Ghazali begitu banyak hingga mencapai 60 karya tulis, salah satu karyanya yang terkenal adalah Al Mahawir Al Khamsah Lil Quran Al Karim. Karya ini membuktikan bahwa Al Ghazali memiliki perhatian yang cukup serius dalam bidang kajian Al Quran dan tafsir, disamping karyanya yang serupa yakni Nahwa Tafsir Maudhui dan Nazharat fi Alquran. Karya Al Mahawir Al Khamsah lebih tepat disebut sebagai pengantar untuk memahami karyanya dalam bidang tafsir yaitu nahwa tafsir maudhui. Tafsir maudui yang dimaksud Al Ghazali ini adalah memahami pesan -pesan utama yang ada di dalam setiap surat dan semangat yang terkandung didalamnya. Sehingga setiap surat tidak ditafsirkan secara urut ayat tetapi hanya menarik benang merah yang ada didalamnya, sehingga nampak jelas apa sesungguhya pesan utama yang ada dalam setiap surat yang ada di dalam Al Qur'an.

Menurut Al Ghazali ada lima fokus pembahasan yang sering dan paling penting yang terdapat dalam Al Quran. Pertama adalah Allah Al Wahid, Allah Maha Esa. Kedua, Alam semesta, Al Kaun yang menunjukkan adanya sang penciptanya. Ketiga, kisah –kisah Al Quran. Keempat, kebangkitan dari kubur dan adanya pembalasan, al baa'st wa al jaza'. Kelima, aspek pendidikan dan tasyri'.

Allah Al Wahid, Allah Maha Esa merupakan fokus pembahasan yang banyak dan paling penting yang disampaikan Al Quran. Oleh karena itu kita melihat ayat - ayat Al Quran menolak konsep banyak tuhan atau syirik. Menurut Al Quran tuhan tuhan yang disembah selain Allah adalah nama –nama hasil rekayasa manusia. Allah-lah Maha Esa.Tempat bergantung semua makhluk, tidak beranak dan diperanakkan dan tiadak ada satupun yang menyamainya (QS Al Ikhlas : 1 – 4 ). Dialah pencipta segala sesuatu ( QS : Az – Zumar :62 ). Dua ayat diatas cukup jelas mengenai konsep ketuhanan dalam Al Quran. Ia menolak segala konsep trinitas , syirik dan tidak percaya tuhan (Mulhid, komunis), Untuk membuktikan Allah itu Maha Esa menurut Al Ghazali sangatlah banyak dalam Al Quran, akan tetapi dalam sejarahnya umat islam justru sibuk membuktikan keesaan Allah melalui metode filsafat yunani yang mendominasi pemikiran kalam islam. Seandainya umat Islam mengambil konsep akidah mereka dari Al Quran saja tentu mereka akan bebas dari keruwetan filsafat yunani (hlm, 13). Disamping itu Al Quran juga menolak segala bentuk syirik bahkan menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan yang segala keinginannya harus dipenuhi juga dianggap sebagai bentuk kekafiran dan kekufuran. Dalam bahasa tegas Al Ghazali mengatakan tidaklah penting apakah kesyirikan itu dalam bentuk patung yang dipahat atau pemimpin yang mecitrakan dirinya seprti firaun. Cukuplah hati dan pikiran yang kosong dari Allah, hanya mengikuti hawa nafsu semata mata mengingat dunia dan mengingkari akhirat dan hanya mengikuiti seruan hawa nafsu belaka dapat dianggap satu bentuk kekufuran, jika tidak lantas apalagi yang pantas disebut kekufuran itu ( hal.50 ). Umat islam akan bisa selamat jika menjadikan tauhid sebagai filsafat hidup dan spirit mereka,bukan semata mata hanya jargon kosong.

Fokus kedua, Al Quran adalah alam yang menunjukkan adanya Sang Pencipta alam semesta. keindahan dan keteraturan semesta, pergantian siang dan malam, hujan turun dari langit yang memberikan kehidupan bagi bumi, perputaran angin serta langit bumi menjadi tanda - tanda dan sekaligus menunjukkan adanya Sang Penciptanya (QS Al Jatsiah : 3–6 ) menurutnya, keterbukaan kita dalam memahami alam semesta merupakan tuntutan Al Quran (hal. 5-60). Kemunduran umat islam lebih banyak disebabkan karena mereka kurang memperhatikan dan mempelajari alam semesta (Hal. 57). Iman yang dibangun tanpa memperhatikan ayat- ayat kauniah dan tuntutan Al Quran akan berubah menjadi pemikiran yang rumit dan penalaran penalaran filsafat teoritis yang mati (Hal. 57). Umat Islam sibuk membaca kitab kitab (tauhid atau filsafat islam) yang suda mati dan mereka tidak membaca alam terkembang ini padahal Al Quran sering kali mendorong kita untuk memahami ayat – ayat kauniah ini.(Hal. 58). Menurut Al Ghazali mengaibakan dan tidak peduli untuk mengkaji alam semesta merupakan pintu kebodohan dan kesesatan. Sesungguhnya islam membangun ma'rifatnya kepada Allah dengan pemahaman yang mendalam terhadap alam dan mengkajinya terus menerus. Ilmu yang jauh dari pemahaman terhadap alam semesta merupakan penyimpamgan yang berasal dari yunani bukan metode islam dan orang orang yang begitu cenderung terhadap penyimpangan ini telah membahayakan risalah islam (Hal. 53).

Fokus ketiga adalah kisah kisah Al Quran. Al Quran memang demikian banyak menceritakan kisah kisah para nabi dan rasul dan kisah kisah umat sebelum Rasulullah. Menurutr Al Ghazali semua kisah Al Quran meskipun satu kisah diulang diulang diberbagai surat bukanlah satu bentuk pengulangan tanpa memiliki arti dan tujuan sendiri. Dengan kata lain setiap pengulangan kisah yang sama memiliki konteks dan pesan yang ingin disampaikan dan saling menyempurnakan satu sama lain. Seperti kisah Nabi Adam AS. (Hal. 83)

Menurut Al Ghazali kisah kisah Al Quran merupakan media dan alat pendidikan. Dengan memahami kisah –kisah Al Quran Kita dapat melihat bahwa penyakit sosial masyarakat memiliki kemiripan meski mereka dipisahkan oleh waktu yang sangat lama. Tuduhan penyihir dan orang gila yang dituduhkan oleh umat Nabi Nuh kepadanya sama juga dengan yang dituduhkan oleh orang Quaisyi kepada Rasulullah. Seolah -olah mereka saling berpesan untuk tuduhan yang sama (QS Azd Dzariat : 52–54). Begitu juga sikap para elit kaum nuh yng memandang rendah orang orang miskin sama dengan sikap yang ditampilkan orang Quraisy ( QS 27 : Ayat 29-30). Kisah Al Quran sebelum ia menjadi bukti historis ia merupakan penjelas bagi aqidah, adab, ibadah, dan politik. Untuk memahami kisah kisah Al Qur'an ini dengn baik,maka Al Ghazali menawarkan satu tafsir tematik yang menghimpun semua kisah –kisah yang ada dalam Al Quran agar dapat dipahami dengan baik. Tujuan utama kisah dalam Al Quran adalah agar umat islam dapat memahami sunnah sunnah Allah di alam semesta dan sunnahnya yang berlaku bagi masyarakat sehingga umat Islam tidak berupaya untuk melampuinya dan selalu sejalan dengan Sunnah Allah. Menurut Al Ghazali, kita umat islam akan bisa menguasai dunia ini dengan baik jika kita berinteraksi dengan benar terhadap sunnah sunnah Allah di alam semesta ini.

Fokus keempat adalah kebangkitan dari kubur dan pembalasannya. Ketika Allah menciptakan manusia sebenarnya manusia diciptakan untuk abadi di surga. Manusia hidup di dunia hanya untuk sementara. Al Quran banyak bicara tentang akhirat dan hisab. Ada surga yang penuh dengan nikmat dan ada neraka yang penuh dengan adzab dan kekal didalamnya hanya saja banyak manusia yang tidak percaya akan akhirat dan tidak bersiap untuk bertemu dengan Allah dan hidup di dunia dengan segala perbuaatn maksiat. Oleh karena itu Al Quran selalu menyebut dan mengulang tema kebangkitan dari kubur dan adanya hisab di Akhirat, hampir semua surat selalu menyebut masalah ini bahakn surat Al Fatihah yang dibaca dalam shalat 5 waktu menyebutkan hari pembalasan ini (Maliki Yaumiddin).

Dalam Al Quran, Allah menjelaskan bahwa Ia akan menegakkan keadilan dan menghukum orang orang zhalim: pada hari itu semua manusia akan dibalas apa yang pernah mereka lakukan.Hari itu tidak ada kezhaliman. Dan Allah sangat cepat perhitungannya (QS Al Ghofir : 17 ). Dunia ini tempat untuk menguji manusia, tempat beramal bukan untuk menerima hasil juga bukan tempat tegaknya keadilan. Banyak Para Nabi yang terbunuh, kebohongan seperti kebenaran yang tersebar luas, keseimbangan harus dikembalikan dan tempatrnya di akhirat. Al Quran menghadirkan pembicaraan tentang kiamat seolah–olah ia hadir dihadapah kita, mendidik kita bahwa setelah dunia ini ada akhirat tempat kita mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan disini,di dunia.

Pendidikan seperti apakah yang di inginkan Al Quran? Pendidikan itu adalah pendidikan rabbaniah, Peradaban yang rabbaniah, kebudayaan rabbaniah. Manusia rabbani adalah manusia yang mengetahui hakikat dirinya dan selanjutnya ia bergerak didalam kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu Al Quran banyak menyebutkan apa saja yang dicintai Allah dan apa saja yang tidak dicintai Allah. Ini menurut AL Ghazali memiliki makna tarbiyah (pendidikan). Karena seorang mukmin akan melakukan apa yang dicintai Allah dan meninggalkan apa yang dibenci Allah. Dan keduanya memiliki makna ibadah, karena ibadah tidak hanya di dalam masjid tetapi ia bisa dilakukun di segala tempat (Hal.160)

Sedangkan fokus kelima adalah dbidang pendidikan dan tasyri'. Untuk ini Al Ghazali membuat pembahasan tersendiri dan menghimpun banyak ayat perbuatan apa saja yang dicintai Allah dan apa saja yang tidak dicintai Allah. Misalnya, Allah tidak mencintai orang yang melampaui batas, Allah mencintai orang yang yang suka berbuat baik,mencintai orang yang suka bertaubat, orang bertakwa,orang yang suka bertawakal dan sebagainya. Tidak mencintai orang yang berbuat sombong, suka berbuat dosa, penghianat, suka berlebih-lebihan, suka berbuat kerusakan dan sebagainya.

Kiranya karya Al Ghazali ini perlu dikaji scara seksama oleh para santri pesantren yang ingin mempelajari tafsir atau lebih tepatnya kitab ini sebagai muqoddimah atau pengantar belajar tafsir karena sering kali kita langsung mengajarkan satu kitab tafsir kepada para santri tanpa kita memberikan satu bentuk pengantar kepada mereka bahkan mungkin kita pun tidak tahu apakah sebenarnya tema sentral atau fokus utama kandungan Al Quran itu. Paling tidak karya ini dapat membantu para pengampu tafsir dikalangan pesantren khususnya untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap kajian tafsir ketika mengajar tafsir. Disinilah Urgensi karya Al Ghazali ini dan kontribusinya dalam pengembangan studi Al Quran patut untuk diapresiasi.

Iiqodhun Nufus Biqiroati Status (Membangkitkan Jiwa Dengan Membaca Status)

Cinta... Ringkasnya adlh anugerah tuhan, yg hampir tak seorangpun mns yg tdak diberi cinta, meskipun dgn kadar yg berbeda. Puncak terindah cinta adlh ktk 2 hati sudah menyatu, sementara yg paling menyedihkan adlh ktk orang yg kau cinta tdk mencintaimu.Spt kata penyair;"Aku dibuat gila oleh laila, sementara laila dibuat gila oleh selainku#Dan wanita selain laila dibuat gila olehku, sementara aku tidak menginginkannya"

"Kebaikanmu (yang diridloi Allah) akan berdampak/bermanfaat bukan hanya pada dirimu saja, tapi pada siapa saja yang Ia kehendaki. Khususnya keluarga serta keturunan-keturunanmu." *tafsir surat al-kahfi ayat 18* (kado cinta di malam jum'at, madrasatul hubb, 26 jumadil ula 1432 H)

"Orang yang kuat bukanlah orang yang selalu menang berkelahi, orang yang kuat bukanlah orang yang bisa bertindak sewenang-wenang, tapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan emosi saat dia marah, mampu menahan hasrat/keinginan saat dia hendak mengerjakan apa yg dilarang agama." (madrasatul hubb, 24 jumadil ula 1432 H)


"Kita hidup di atas bumi ini sebenarnya hanya numpang saja sama orang-orang shalih, karena bumi ini diwariskan Allah bukan untuk siapa-siapa melainkan untuk hamba-hambanya yang shalih-shalih. Maka dari itu, cintailah orang-orang shalih, hormati mereka, muliakan mereka, karena tanpa adanya mereka dunia ini sudah pasti kiamat. Robbi fanfa'na bibarkatihim, wahdinal husna bihurmatihim, wa amitna fi thoriqotihim..."


"Di saat Allah tahu bahwa terdapat kecintaan yang sangat besar di hati nabi muhammad kepada umatnya. Maka Allah memberikan pilihan kepada beliau, "Jika kamu mau, maka akan AKU serahkan urusan umatmu (sesuai keinginanmu) kepadamu." Apa jawab beliau? (perhatikan betapa cerdasnya beliau) jawab beliau; "Tidak Tuhanku, engkau lebih sayang kepada mereka daripada aku". Kemudian Allah melanjutkan:"fala ukhzika fihim abadan" (klo begitu, "maka AKU tidak akan menyia2kan (harapan)mu pada mereka.")Shallallahu 'alihi wa alihi wa ashabihi daiman...!


Munajat Nabi Ibarahim untuk kaumnya:"Gusti, tiyang2 ingkang nderek kulo niku bolo kulo gusti! Lajeng tiyang2 ingkang mboten purun nderek kulo nggih dos pundi saene, wong njenengan nyepuronan kemawon?!" Kanjeng nabi muhammad SAW ketika turun ayat,"walasaufa yu'thika robbuka fatardlo", matur dateng gusti Allah: "Menawi kados mekaten, kulo dereng bade ridlo menawi tesih wonten umat kulo teng neroko."


"Tuhanku, hamba adalah orang yang ahli maksiat, dan hamba malu untuk meminta sesuatu padaMu. Akan tetapi hamba hendak meminta kepada siapa lagi, sementara hanya Engkau yang kuasa memberi?!" *do'a ini mujarrob*


"Uripo sak karepmu, awakmu bakal mati" Dadi nek wis wani urip, kudu wani mati. Nek ora wani mati yo ojo urip, Nek ora wani urip yo ndang matio. Wani mati tetep mati, ora wani mati yo tetep mati. Saiki wis kadung urip yo gelem ra gelem kudu siap-siap mati. (KH. Syairozi, lamongan, jatim)


"Bila ku bersandar pada dinding kebenaran... Ku sadar bahwa cintaku hanyalah kesunyian..."


Pesona cinta membutuhkan dua pijakan untuk bisa bertahan dalam waktu yang relatif lama. Maka tentang pesona fisik Imam Ghazali mengatakan: “Pilihlah istri yang cantik agar kamu tidak bosan.” Adapun tentang pesona jiwa Rasulullah SAW bersabda: “Pilihlah calon istri yang taat beragama niscaya kamu pasti beruntung.” (resep cinta, madrosatul hubb, 14 jumadil ula 1432 H)


‎"Ya Rabb,.. Segala kecantikan adalah milikMu semata. Maka jangan engkau jadikan ia hijab antara diriku dan engkau, sebaliknya, jadikanlah ia pendorong sampainya hatiku kepadaMu."


‎"Sesuatu yang kau rasakan manis akan melupakanmu dari susah-payahmu untuk mendapatkan sesuatu itu." (manis cinta, madrasatul hubb, 29 rabi' el-tsani 1432 H)


‎"Semakin banyak yang kau cintai, maka akan semakin banyak kau tersakiti. Karena suatu saat kau pasti berpisah darinya, sementara duri-duri cinta siap melukai."(derita cinta, madrasatul hubb, 29 rabi' el-tsani 1432 H)


‎"Ku kan terus memandangmu sampai ku temukan keindahanmu, atau lebih baik ku pejamkan saja mata ini agar ku tak dapat menemukan kejelekanmu." (pandangan cinta, madrasatul hubb, 26 rabi el-tsani 1432 H)


Allahumma kama farrochtahum fi hadzihid dunya, farrichhum fi tilkad daril akhiroh...! "Ya Allah, sebagaimana engkau telah membuat mereka gembira di dunia ini, buatlah mereka gembira di akhirat sana." (do'a sidi abu yazid al-bustomi untuk yang suka bersenang-senang di dunia)


Sebelum jasad qta ini saling berkenalan dan berteman, jauh sebelum qta dilahirkan, ruh kita sudah lebih duluan saling berkenalan dan berteman...


"La ikroha fil hubb, liannal hubb khulushun niyyah", Tidak ada paksaan di dalam cinta, karena cinta adalah ketulusan niat.(tafsir cinta, madrasatul hubb, 23 rabi el-tsani 1432 H)


‎"Perpisahan yang disertai kerinduan, itu lebih baik daripada pertemuan yang disertai kejenuhan." (madrosatul hubb, madinat nasr, 17 rabi' el-tsani 1432 H)


Man aroda el-dunya fa'alaihi birosulillah, wa man aroda el-akhiroh fa'alaihi birosulillah, wa man aroda huma fa'alaihi birosulillah... Liannahu shollallahu 'alaihi wasallam rohmatuddunya wa sa'adatul akhiroh. aktsiru minas sholati 'ala rosulillah...


Allahumma nawwir 'uqulana bi'ilmi sayyidina rosulillah... Allahumma nawwir sulukana bifi'li sayyidina rosulillah... Allahumma nawwir qulubana bihubbi sayyidina rosulillah... ! Amien.


"Jika seorang wanita membutuhkan 1 laki-laki untuk dijadikan sebagai tambatan hatinya, maka seorang laki-laki butuh seribu wanita untuk dapat dilukai hatinya." (petuah grand syeikh madrosatul hubb, Ahmed Amiruddin bin Hosen al-Maduri)


Teknologi semakin canggih, potensi kesabaran pun semakin berkurang... Ilmu pengetahuan memang semakin maju, tapi nilai kemanusiaan justru malah semakin mundur...


‎"Berenang di samudra cinta rosulullah adalah dambaan setiap umatnya,.. akan tetapi sedikit sekali orang yang mampu menyelami ombak penderitaanya." Shallallahu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa'alaina ma'ahum daiman wa abadan...


‎"Saat seseorang terpaku dalam kesendirian, menon-aktifkan segenap perangkat indrawi, disusul membuka lebar mata dan pendengaran batin, serta menghadirkan penuh hati dalam alam malakut, seraya bergumam dalam Hati (bukan lisan): Allah-Allah-Allah, sehingga tertutup semua kekaguman pada diri dan kosmos, maka tak ada lain yang dilihatnya kecuali Allah SWT." ~Al-Ghozali, Kimia Kebahagiaan~


‎"Dua bersaudara yg berbeda aliran, yg 1 rajin beribadah n sufi, yg 1 nya nakal, rajin maksiat, keduanya tidur di 1 ruangan, tiba2 Nabi SAW hadir dlm mimpi sang pemaksiat" para hadirin pun tertawa takjub,.. "anta thobibul mudznibin ya rasulullah" (cerita Dr. habib yusri al hasani dr sang saksi mata)


Hubungan cinta yang baik itu adlh yg dibangun dgn 2 hal, yaitu kesetiaan dan kejujuran. Tanpa keduanya itu, hubungan tak ubahnya hanya seperti sandawira. Krn qta gak tahu isi hati orang lain, maka kedua hal tersebut menjadi yg terpenting dalam sebuah hubungan cinta." (madrosatul hubb, 25 rabi'ul awwal 1432 H)


Lamon siro tesih gampang kebujuk pepahese gebyare dunyo, Iri drengki sugihe tonggo,... Iku tondo yen tesih kotor ati lan akalmu... (Sunan Tebu Ireng, Hadlrotus Sheikh Abdurrahman Wahid, rahimahullah)


O, Wahai bidadari berhidung alif, berbibir mim, berdagu tsa, beralis nun, bermata zamrud, berambut malam, berkulit melati, berbau misik, bersuara kecapi, dan berhati sutra... Hampiri aku dalam mimpiku!


Kebanggan itu bermacam-macam type-nya, ada yang bangga karena menjadi putra/putri raja, ada yang bangga menjadi putra/putri pejabat, ada yang bangga menjadi putra/putri orang kaya, ada yg bangga menjadi putra/putri kyai, ada yang bangga kerja di perusahaan ini, ada yang bangga sekolah/kuliah di sekolah/universitas ini, dsb. tapi jarang ada yang bangga menjadi hamba Allah.


Kembali mengenang atau lebih tepatnya terkenang masa kecil, betapa girangnya mengeja "alif ,ba, ta", kemudian beranjak besar mengeja "utawi, iki, iku" dan seterusnya-seterusnya. Namun ketika skrg mengeja "kehidupan", memaknai i'rob dan tashrifnya terasa sangat sulit bagiku, karena memang semua itu butuh guru.


Betapapun akal ini sudah berusaha merasionalkanmu, namun jiwa dan ruh ternyata lebih tajam menembus dinding-dinding keraguan... Aq sungguh merindukanMu!


"Kepenginmu ngerteni cacat-cacat sing neng njerone atimu, iku luih apik ketimbang kepenginmu ngerteni barang-barang gaib." {Sidi Ibn Athoillah As-sakandari}


Akhir2 ini aq koq gampang tersinggung klo baca al-qur'an ya? aq baca ayat-ayat utk orang2 kafir, tapi kok mirip aq? aq baca aya-ayat utk orang2 munafiq koq persis banget sama aq? trus aq coba baca ayat-ayat utk orang2 mukmin, lha koq gak mirip sama sekali?! Jan, qur'an koq nyindiran banget sih?!


Orang yang pertama kali menyambut ajaran islam adalah PEREMPUAN, yang pertama kali menjadi pendukung islam PEREMPUAN, yang pertama kali menyumbangkan hartanya untuk islam PEREMPUN, yang pertama kali syahid dalam islam PEREMPUAN, yang pertama kali shalat bersama nabi PEREMPUAN, serta masih banyak lg jasa PEREMPUAN untuk islam. Oleh karenanya, islam sangat menghormati dan memuliakan PEREMPUAN.


Saat ketika dahi baginda nabi terluka, gigi beliau patah, dan beliau tersungkur ke dalam parit sebab kecerobohan sebagian para sahabat yang tidak menghiraukan keselamatan beliau, beliau hanya tersenyum. Lalu turunlah ayat "fabima rohmatin minallai linta lahum, wa lau kunta fadzdzon gholidzol qolbi lanfadldlu min haulik..." Allahumma sholli 'ala muhammad wa alihi wa shohbihi wasallim!


‎"Semua pintu yang menuju kebahagiaan sejati tertutup, kecuali pintu Rasulullah SAW. Dan semua jalan yang menuju kebaikan universal terhalang, kecuali jalan Rasulullah SAW." {happy maulid, madrosatul hubb, 12 rabi'ul awwal 1432 H}


Seseorang yang tahu diri setelah koreksi diri, wiridan batin itu cuman satu "Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah." {dawuh gus miek Alm.}


Ya Allah,
Engkau adalah sutradara agung...
dan aku-aku ini adalah hamba-hamba yang engkau dramakan
aku adalah hambamu yang hina dina, penuh dosa, dan salah
tanpa pengampunan dan kasih sayangmu,
aku ini adalah hambamu yang paling rugi dan hancur
{pesan cinta KH. Chamim Jazuli, "Gus Miek" Alm.}


‎"Puncak keberagamaan seseorang adalah manakala dia sudah mampu bertaqwa dengan sebenar2-nya taqwa, dan ini tidak ada batasnya. Sampai pada derajat seorang nabi pun masih diperintahkan untuk bertaqwa "ya ayyuhan nabiyyu ittaqillah". Dan satu hal yg paling dekat dgn taqwa adalah "al-'adlu" (adil), adil kpd diri sendiri, adil kpd org lain, adil kpd alam, dan adil kpd Tuhan. "{madrosatul hubb, 10 Rabi'ul Awwal 1432 H}


Ada empat jalan untuk dapat melihat baginda nabi muhammad SAW.
1. Dengan hati yang selalu ta'alluq (teringat) kepada beliau
2. Dengan hati yang senantiasa merindukan beliau
3. Dengan mengamalkan sunnah-sunnah beliau
4. Dengan mengabdikan diri untuk kemaslahatan ummat beliu
{edisi bulan maulid, madrosatul hubb, 9 Rabi'ul Awwal 1432 H}


"Hati ini adalah ibarat gelas,.. Jika kau tuangkan air ke dalamnya, maka udara yang ada dalam gelas itu akan keluar. Sementara jika kau kosongkan gelas itu, maka udara lah yang akan mengisi kekosongan itu." (eL-Ghozali, madrasat el-Hubb, 23 Shafar 1432 H)


Pengertian "syaabbun" ya diwanti2 kanjeng nabi utk segera menikah adalah berkisar antara umur 15 (awal baligh) sampai umur 30, pendapat yang lain mengatakan sampai 32, pendapat lain sampai 40. Jadi bagi yang umurnya sudah lebih dari 30, jgn merasa sudah terlambat, sebab masih ada 2 pendapat lagi yang lebih toleran. (Hadits Maudlu'i, tgkt 3 fak. ushuluddin, jur. dakwah, Al-azhar, kairo)


‎"Kerinduan adalah bak kematian yang pada saat ia datang, tak satu pun orang mampu menolaknya. Bagi seorang pecinta adalah tak ada daya baginya mengusir kerinduan itu, kecuali jika ia sudah berjumpa dengan kekasihnya."(madrasatul hubb, 14 shafar 1432 H)


Pada saat kau membaca al-qur'an maka hampir seluruh panca inderamu berdzikir. Lidahmu, matamu, telingamu, tanganmu, akalmu, dan juga hatimu.


"Seorang kyai atau mursyid yang bersembunyi (dari terlihatnya cacat-cacat yang ada pada dirinya) di balik karomah-karomahnya, tak ubahnya adalah seperti seorang perempun yang bersembunyi (dari terlihatnya darah haid yang keluar dari kemaluannya) di balik kecantikan serta keindahan sosoknya." (Sidi Ahmad Rifa'i, madrosatul hubb, 10 shafar 1432 H)


‎"Aku akan dikumpulkan bersama fir'aun dan haman, jika aku memandang diriku lebih baik dari salah satu diantara kalian." Kata-kata yang sering diulang-ulang oleh Sayyid Ahmad Rifa'i hampir di setiap pengajian beliau. (madrosatul hubb, 10 shafar 1432 H)


"Seandainya kita sebagai manusia diperbolehkan menyembah kepada sesamanya, maka orang yang paling pantas disembah adalah kedua orang tua yang telah melahirkan serta membesarkan kita." Allahumma farhamhuma kama robbayaani shoghiro, wajzihima 'anni afdlola wa akmala wa atamma ma jazaita bihi aban wa umman 'an auladihima ash-sholihin...! Amiiin.


Tuhan pasti tahu belaka, bahwa aku belum cukup siap "membimbing". Makanya sampai sekarang aku belum dikarunia "pendamping". (Madrasatul Hubb, 3 Safar 1432 H)


Gak ada yang paling bisa ngertiin aku selain Robbku, tapi aku yang tidak tahu diri. O betapa Karim-nya Dia... O betapa laim-nya aku... (I'tirof, Madrosatul Hubb, 25 Muharram 1432 H)


Gus Dur “dicari” Tuhan, dan ditemukan di lorong-lorong kebudayaan, diketiak orang-orang miskin, dalam aliran derasnya keringat para buruh. Allah menemukan Gus Dur dalam alunan musik klasik, digedung-gedung bioskop dan di tengah-tengah supporter sepak bola. (Haul ke-1 KH. Abd. Wahid, madrosatul hubb, 24 muharram 1432 H)


‎"Sungguh, kasih sayang dan nikmat Allah berceceran dimana-mana, sehingga bagi yang mata hatinya terbuka ia akan sll melihat Allah di balik sgala sesuatu. Lisannya bertasbih dan bertahmid, akalnya bertafakkur dan beri'tibar, hatinya berdzikir dan bersyukur, badannya berbuat kebaikan-kebaikan." (renungan-renungan sufistik, madrosatul hubb, 24 muharram 1432 H)


‎"Sungguh jika engkau bernyanyi dengan kaum para perindu, niscaya mereka di dalam kerinduannya menjadi linglung." {Bahr Hazaj, salah satu birama dari 16 birama yang ada dalam bahasa arab)


‎"Antara orang gila dengan orang majdzub bedanya sangat tipis sekali. Klo orang gila akalnya tertutup oleh kegelapan, sementara orang majdzub akalnya tertutup oleh cahaya." (dawuh seorang tokoh sufi besar, pengasuh madrosatul hubb, 20 muharram 1432 H)

‎"Jika ku melihat pada daya kemampuanku, maka pastilah aku kan putus asa. Tapi jika ku memandang pada qudrohNya, maka takkan pernah ada kata putus asa dalam hidupku." (makna bismillah, madrasatul hubb, 13 jumadits tsaniah 1432 H)


"Kuingin seperti mereka...., kuingin cintaku kepadamu luruh dalam kehendak-Nya, kuingin cinta kita luluh dalam kelembutan-Nya, ku ingin cinta kita abadi dalam keabadian-Nya, kuingin cinta-Nya dalam cinta kita. Agar kita bisa mencinta-Nya, sekejap sampai di hadapan-Nya, bersama menatap wajah-Nya" (Madrosatul Hubb, 16 Muharrom 1432 H)


antara aku dan kamu ada tautan cinta
arwah kita sudah saling mencinta
tersembunyi dibalik rahasia alam
sebelum Allah mencipta lempungnya Adam.
~Al-Imam Suhrowardi Al-Maqtul~


Ku ingin setiap aq terjatuh ada yang menantingku, setiap aku tersesat ada yang menarikku, setiap aq lupa ada yang mengingatkanku, setiap aq tidak tahu ada yang memberitahuku, dan setiap aq lagi butuh sesuatu ada yang memberiku. Namun sayangnya semua itu hanya bisa dilakukan Tuhanku, sementara aq jauh dariNya. Dan meskipun Dia sangat dekat denganku.


Dimensi jarak dan waktu mungkin mampu memisahkan kita, tapi tidak untuk cinta kita. "Robbana ighfirlana wa li ikhwanina alladzina sabaquna bil iman..." (merajut cinta tanpa batas, madrosatul hubb, lailatul afroh, 13 Muharram 1432 H.)


Mengenali hamba-hamba yang mengenali Allah saja sudah cukup menentramkan hati, perasaan, dan pikiran. Lantas bagaimana yang dirasakan oleh mereka?! pastinya lebih indah dan lebih dahsyat daripada itu semua. Masyaallah... Tabaarokallah...! (Ghidzaur Ruh, madrosatul hubb, lailatul uns, 12 Muharram 1432 H.)


‎"Jangan kau tinggalkan dzikirmu, meskipun baru lisanmu yg berdzikir, belum sukmamu, belum hatimu, belum sirrmu, belum ruhmu! semoga dengan keistiqomahanmu berdzikir Dia akan mengangkatmu dari dzikir billisan, lalu bil 'aql, kemudian bil qolb, sampai dzikr birruh. Sehingga tak satu pun diantara anggota tubuhmu kecuali menyebut namaNya." (marotib el-dzikr, madrosatul hubb, 11 Muharram 1432 H.)


Tinta sudah terlanjur kering dan pena sudah di angkat tinggi-tinggi dari lauhnya, maka sekali-kali manusia tidak akan pernah dapat mengubah catatan hidupnya, kecuali atas izin dan kehendakNya. Inilah yang membuat hati seorang mukmin senantiasa ber-sa'i antara bukit khauf dan roja', selamanya begitu, sampai ruh lepas dari jasadnya.


Aku boleh ragu
Kalian boleh ragu
Mereka boleh ragu
Tapi semua keraguan
Tak akan menghapus kebenaran
Firman Tuhan ~Hadlratus Shaikh, Hasyim Asy'ari~


‎"Orang yang lemah adalah orang yang berusaha merobohkan bangunan orang lain karena iri dan dengki, sementara ia sendiri tidak membangun apa-apa." (Nur Et-tahqiq Fi Shihhati A'mali Et-thariq, Hamid Ibrahim Muhammad Shaqr, Murid Syadziliyyah)


'Arsy adalah makhluk yg paling agung bentuknya, makanya untuk menunjukan kebesaranNya Tuhan berfirman; "Arrohmanu 'ala 'arsyi istawa". Namun di sisi yang lain, ada makhluk yg paling agung pangkat dan maknanya, sedangkan yang ini terbilang lebih agung daripada 'arsy, dia lah habibunal musthafa SAW. Tuhan berfirman; Seandainya bukan karena engkau (muhammad), maka tidak kuciptakan jagad raya.


Cintamu kepada lawan jenismu mudah-mudah saja, karena selaras dengan keinginan nafsumu. Berbeda dengan cintamu kepada orang-orang yang mencintaimu jauh sebelum tumbuhnya cintamu kepada mereka. Tahu kah siapa manusia yang paling mencintaimu?! Dia lah Al-Habib Al-Mahbub Sayyidul Kaunain Wats-tsaqolain Muhammad 'alaihi afdlolush sholati wa azkat taslim...


O Hatiku, percayalah sepenuhnya pada Allah... Apapun yang menimpamu tak pernah luput dari campur tanganNya. Mendekatlah mendekatlah mendekatlah, kemudian nyatakan bahwa Dia benar-benar maha dekat. (tarwiihul arwaah)


‎"Aku jatuh cinta kepadanya sebelum aku mengenal cinta, lalu panah cintaku kebetulan mengenahi hati yang kosong, maka kokohlah cinta itu" (kawakib ad-durriyyah fi tarojimi saadatis shufiyyah)

Keluarga Sakinah

Keluarga sakinah adalah idaman setiap manusia. Tapi tidak jarang dari mereka menemukan jalan buntu, baik yang berkecupan secara materi maupun yang berkekurangan. Apa sebenarnya rahasianya? Mengapa kebanyakan manusia sulit menemukannya? Mengapa sering terjadi percekcokan dan pertengkaran di dalam rumah tangga, yang kadang-kadang akibatnya  meruntuhkan keutuhan rumah tangga?
Padahal Allah swt menyebutkan perjanjian  untuk membangun rumah tangga sebagai perjanjian yang sangat kuat dan kokoh yaitu “Mîtsâqan ghalîzhâ. Allah swt menyebutkan kalimat “Mîtsâqan ghalîzhâ hanya dalam dua hal: dalam membangun rumah tangga, dan dalam membangun missi kenabian. Tentang “Mîtsâqan ghalîzhâ dalam urusan rumah tanggah terdapat dalam surat An-Nisa’: 21. Adapun dalam hal missi kenabian terdapat dalam surat An-Nisa’: 154, tentang perjanjian kaum nabi Musa (as); dan dalam surat Al-Ahzab: 7, tentang perjanjian para nabi: Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa (as).
Bangunan rumah tangga bagaikan bagunan missi kenabian. Jika bangunan runtuh, maka maka runtuhlah missi kemanusiaan. Karena itu Rasulullah saw bersabda: “Perbuatan halal yang paling Allah murkai adalah perceraian.” Sebenarnya disini ada suatu yang sangat rahasia. Tidak ada satu pun perbuatan halal yang Allah murkai kecuali perceraian. Mengapa ini terjadi dalam perceraian? Tentu masing-masing kita punya jawaban, paling tidak di dalam hati dan pikiran. Dan saya tidak akan menjawab masalah ini, perlu pembahasan yang cukup rinci dan butuh waktu yang cukup lama. Tentu perlu farum tersendiri.
Keluarga sakinah sebagai idaman setiap manusia tidak mudah diwujudkan sebagaimana tidak mudahnya mewujudkan missi kenabian oleh setiap manusia. Perlu persyaratan-persyaratan yang ketat dan berat. Mengapa? Karena dua persoalan ini bertujuan mewujudkan kesucian. Kesucian berpikir, mengolah hati, bertindak, dan gerasi penerus ummat manusia.
Karena itu, dalam bangunan rumah tangga Allah swt menetapkan hak dan kewajiban. Maaf saya pinjam istilah AD/ART. Bangunan yang lebih kecil missinya dari bangunan rumah tangga punya AD/ART, vissi dan missi. Bagaimana mungkin bangunan yang lebih besar tidak punya AD/ART, Vissi dan Missi bisa mencapai tujuan? Tentu AD/ART, Missi dan Missi dalam rumah tangga, menurut saya, tidak bisa dibuat berdasarkan mu’tamar atau kongres atau musyawarah seperti layaknya organisasi umumnya.
Dalam hal rumah tangga kita jangan coba-coba buat AD/ART sendiri, pasti Allah swt tidak ridha dan murka. Karena itu Allah swt menetapkan hak dan kewajiban dalam bangunan rumah tangga. Tujuannya jelas mengantar manusia pada kebahagiaan, sakinah, damai dan tenteram sesuai dengan rambu-rambu yang ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. 
Menurut pemahaman saya, tidak cukup AD/ART itu dalam bentuk tek dan buku, perlu sosok contoh yang telah mewujudkan AD/ART itu. Siapa mereka? Ini juga perlu farum khusus untuk membahasnya secara detail dan rinci.
Tapi sekilas saja saya ingin mengantarkan pada diskusi contoh tauladan rumah tangga yang telah mewujudkan keluarga sakinah. Dan ini tidak akan terbantah oleh semua kaum muslimin. Yaitu rumah tangga Rasulullah saw dengan Sayyidah Khadijah Al-Kubra (sa), dan rumah tangga Imam Ali bin Abi Thalib (sa) dengan  Sayyidah Fatimah Az-Zahra’ (sa).
Disini sebenarnya ada hal yang sangat menarik dikaji, khususnya bagi kaum wanita dan kaum ibu. Apa itu? Fakta berbicara bahwa Rasulullah saw banyak dibicarakan oleh kaum laki-laki bahwa beliau contoh poligami, kemudian mereka melaksanakan dengan dalil mencontoh Rasulullah saw. Tapi kita harus ingat kapan Rasulullah saw berpoligami? Dan mengapa beliau melakukan hal ini? Pakta sejarah berbicara bahwa Rasulullah saw tidak melakukan poligami saat beliau berdampingan dengan Khadijah sampai ia meninggal. Mengapa? Kalau alasannya perjuangan. Bukankah di zaman dengan Khadijah beliau tidak berjuang? Justru saat-saat itu perjuangan beliau sangat berat. Dimanakah letak persoalannya? Lagi-lagi menurut saya, pribadi Khadijah yang luar biasa, sosok seorang isteri yang benar-benar memahami jiwa dan profesi suaminya. Sehingga Rasulullah saw tidak pernah melupakan Khadijah walaupun sudah meninggal, dan disampingnya telah ada pendamping wanita yang lain bahkan tidak satu isteri. Kaum wanita khususnya kaum ibu, kalau ingin keluarga sakinah harus mempelajari sosok Khadijah Al-Khubra (sa), supaya suaminya tidak mudah terpikat hatinya pada perempuan yang lain.
Sekarang tentang keluarga Imam Ali dengan Fatimah Az-Zahra (sa). Sejarah bercerita pada kita bahwa Rasulullah saw sangat menyukai rumah tangga puterinya dengan kehidupan sederhana bahkan sangat sederhana. Saking sederhananya, hampir-hampir  tidak mampu dijalani oleh ummatnya, khususnya sekarang. Sama dengan Rasulullah saw Imam Ali (sa) saat berdampingan dengan Fatimah puteri Nabi saw beliau tidak berpoligami. Beliau berpoligami setelah Fatimah Az-Zahra’ meninggal. Ada apa sebenarnya dengan dua wanita ini, sepertinya mereka dapat mengikat laki-laki tidak kawin lagi? Apa Imam Ali takut dengan Fatimah, atau Rasulullah saw takut dengan Khadijah? Atau sebaliknya, Khadijah berani dan menundukkan Rasululah saw, juga Fatimah (sa) seperti itu terhadap suaminya? Tentu jawabannya tidak. Lalu mengapa? Jawabannya perlu forum tersendiri untuk kita diskusikan dan mengambil pelajaran darinya.
Sebagi konsep dasar diskusi kita: Perempuan adalah sumber sakinah, bukan laki-laki. Mari kita perhatikan firman Alla swt:
Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya Dia menciptakan untuk kalian isteri dari species kalian agar kalian merasakan sakinah dengannya; Dia juga menjadikan di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya dalam hal itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir.” (Ar-Rûm: 21).
Dalam ayat ini ada kalimat “Litaskunû”, supaya kalian memperoleh atau merasakan sakinah. Jadi sakinah itu ada pada diri dan pribadi perempuan. Laki-laki harus mencarinya di dalam diri dan pribadi perempuan. Tapi perlu diingat laki-laki harus menjaga sumber sakinah, tidak mengotori dan menodainya. Agar sumber sakinah itu tetap terjaga, jernih dan suci, dan mengalir tidak hanya pada kaum bapak tetapi juga anak-anak sebagai anggota rumah tangga, dan gerasi penerus.
Kita bisa belajar dari fakta dan relialita. Kaum isteri yang sudah ternoda mata air sakinahnya berdampak pada anak-anak sebagai penerus ummat Rasulullah saw. Siapa yang paling berdosa? Jelas yang mengotori dan menodainya.
Sebagai pengantar untuk membangun keluarga sakinah baiklah kita pelajari Hak dan Kewajiban yang buat oleh Allah dan Rasul-Nya, antara lain:
 Hak-hak Suami
1. Suami adalah pemimpin rumah tangga
 “Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita)..”(An-Nisa’: 34)
2. Suami dipatuhi dan tidak boleh ditentang
3. Tanpa izin suami, isteri tidak boleh mensedekahkan harta suami, dan tidak boleh berpuasa sunnah.
4. Suami harus dilayani oleh isteri dalam hubungan badan kecuali uzur, dan isteri tidak boleh keluar rumah tanpa izinnya. Rasulullah saw bersabda:
 “Isteri harus patuh dan tidak menentangnya. Tidak mensedekahkan apapun yang ada di rumah suami tanpa izin sang suami. Tidak boleh berpuasa sunnah kecuali dengan izin suami. Tidak boleh menolak jika suaminya menginginkan dirinya walaupun ia sedang dalam kesulitan. Tidak diperkenankan keluar rumah kecuali dengan izin suami.” (Al-Faqih, 3:277)
5. Menyalakan lampu dan menyambut suami di pintu
6. Menyajikan makanan yang baik untuk suami
7. Membawakan untuk suami bejana dan kain sapu tangan untuk mencuci tangan dan mukanya
8. Tidak menolak keinginan suami hubungan badan kecuali dalam keadaan sakit
Rasulullah saw juga bersabda:
 “Hak suami atas isteri adalah isteri hendaknya menyalakan lampu untuknya, memasakkan makanan, menyambutnya di pintu rumah saat ia datang, membawakan untuknya bejana air dan kain sapu tangan lalu mencuci tangan dan mukanya, dan tidak menghindar saat suami menginginkan dirinya kecuali ia sedang sakit.” (Makarim Al-Akhlaq: 215)
Rasulullah saw juga bersabda:
 “(Ketahuilah) bahwa wanita tidak pernah akan dikatakan telah menunaikan semua hak Allah atasnya kecuali jika ia telah menunaikan kewajibannya kepada suami.” (Makarim Al-Akhlaq:215)
Hak-Hak Isteri
1. Isteri sebagai sumber sakinah, cinta dan kasih sayang. Suami harus menjaga
kesuciannya. (QS Ar-Rum: 21)
2. Isteri harus mendapat perlakukan yang baik
 “Ciptakan hubungan yang baik dengan isterimu.” ( Al-Nisa’ :19)
3. Mendapat nafkah dari suami
4. Mendapatkan pakaian dari suami
5. Suami tidak boleh menyakiti dan membentaknya
Pada suatu hari Khaulah binti Aswad mendatangi Rasulullah saw dan bertanya tentang hak seorang isteri. Beliau menjawab:
 “Hak-hakmu atas suamimu adalah ia harus memberimu makan dengan kwalitas makanan yang ia makan dan memberimu pakaian seperti kwalitas yang ia pakai, tidak menampar wajahmu, dan tidak membentakmu” (Makarim Al-Akhlaq:218)
Rasulullah saw juga bersabda:
 “Orang yang bekerja untuk menghidupi keluarganya sama dengan orang yang pergi berperang di jalan Allah.”. (Makarim Al-Akhlaq:218)
 “Terkutuklah! Terkutuklah orang yang tidak memberi nafkah kepada mereka yang menjadi tanggung jawabnya.” (Makarim Al-Akhlaq:218)
6. Suami harus memuliakan dan bersikap lemah lembut
7. Suami harus memaafkan kesalahannya
Cucu Rasulullah saw Imam Ali Zainal Abidin (sa) berkata:
 “Adapun hak isteri, ketahuilah sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menjadikan untukmu dia sebagai sumber sakinah dan kasih sayang. Maka, hendaknya kau sadari hal itu sebagai nikmat dari Allah yang harus kau muliakan dan bersikap lembut padanya, walaupun hakmu atasnya lebih wajib baginya. Karena ia adalah keluargamu Engkau wajib menyayanginya, memberi makan, memberi pakaian, dan memaafkan kesalahannya.”
Menghindari pertikaian
Rasulullah saw bersabda:
 “Laki-laki yang terbaik dari umatku adalah orang yang tidak menindas keluarganya, menyayangi dan tidak berlaku zalim pada mereka.” (Makarim Al-Akhlaq:216-217)
 “Barangsiapa yang bersabar atas perlakuan buruk isterinya, Allah akan memberinya pahala seperti yang Dia berikan kepada Nabi Ayyub (a.s) yang tabah dan sabar menghadapi ujian-ujian Allah yang berat. (Makarim Al-Akhlaq:213)
 “Barangsiapa yang menampar pipi isterinya satu kali, Allah akan memerintahkan malaikat penjaga neraka untuk membalas tamparan itu dengan tujuh puluh kali tamparan di neraka jahanam.” (Mustadrak Al- Wasail 2:550)
Isteri tidak boleh memancing emosi suaminya, Rasulullah saw bersabda:
 “Isteri yang memaksa suaminya untuk memberikan nafkah di luar batas kemampuannya, tidak akan diterima Allah swt amal perbuatannya sampai ia bertaubat dan meminta nafkah semampu suaminya.” (Makarim Al-Akhlaq: 202)
Ada suatu kisah, pada suatu hari seorang sahabat mendatangi Rasulullah dan berkata: “Ya Rasulullah, aku memiliki seorang isteri yang selalu menyambutku ketika aku datang dan mengantarku saat aku keluar rumah. Jika ia melihatku termenung, ia sering menyapaku dengan mengatakan: Ada apa denganmu? Apa yang kau risaukan? Jika rizkimu yang kau risaukan, ketahuilah bahwa rizkimu ada di tangan Allah. Tapi jika yang kau risaukan adalah urusan akhirat, semoga Allah menambah rasa risaumu.”
Setelah mendengar cerita sahabatnya Rasulullah saw bersabda:
 “Sampaikan kabar gembira kepadanya tentang surga yang sedang menunggunya! Dan katakan padanya, bahwa ia termasuk salah satu pekerja Allah. Allah swt mencatat baginya setiap hari pahala tujuh puluh syuhada’.” Kisah ini terdapat dalam kitab Makarimul Akhlaq: 200.

Durhaka kepada Orang Tua

Setiap manusia mendambakan kebahagiaan dan kesuksesan, terhindar dari kesengsaraan dan kegagalan di dunia dan akhirat. Di sinilah pentingnya kita mengenal secara baik akibat-akibat durhaka kepada orang tua, selain mempersiapkan bekal dan perangkat yang profesional untuk menggapai cita-cita.
Tidak jarang kita saksikan anak yang durhaka pada orang tuanya, ia harus menghadapi kendala-kendala yang berat, sulit meraih kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidupnya. Belum lagi ia harus dan pasti menghadapi penderitaan yang berat saat sakratul maut, dan ini pernah terjadi di zaman Rasulullah saw. Beliau sendiri tak sanggup membimbingnya untuk mempertahankan keimanannya kecuali setelah ibunya memaafkan.
Tidak sedikit juga anak yang durhaka, ia sangat sulit menemukan dan merasakan kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupnya sekalipun ia memiliki kemampuan profesional dan berkecukupan dalam materi. Bahkan tidak jarang di antara mereka hampir-hampir putus asa dalam hidupnya akibat kedurhakaannya terhadap kedua orang tuanya.
Fakta dan kenyataan yang kita jumpai dalam kehidupan keseharian bahwa dalam kehidupan ini penuh dengan energi, yang positif dan negatif, yang dapat menolong kita atau sebaliknya menghantam kekuatan kita. Sehingga kita kehilangan kendali, gelap dan tak mampu melihat rambu-rambu kebahagian dan kesuksesan yang sejati.
Kenyataan inilah yang rambu-rambunya sering diungkapkan oleh Allah dan Rasul-Nya serta Ahlul baitnya (sa). Kita mesti menyadari bahwa mata lahir kita, bahkan pikiran kita, punya keterbatan untuk menyoroti rambu-rambu itu. Karena rambu-rambu itu jauh berada di atas kemampuan sorot mata lahir dan analisa pikiran. Yang mengetahui semua itu secara sempurna hanya Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang suci dari Ahlul bait Nabi saw.
Tolok Ukur durhaka kepada orang tua
Allah swt berfirman: “Jika salah seorang di antara mereka telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, ucapkan kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al-Isra’: 23).
Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw: Apakah ukuran durhaka kepada kedua orang tua?
Rasulullah saw menjawab: “Ketika mereka menyuruh ia tidak mematuhi mereka, ketika mereka meminta ia tidak memberi mereka, jika memandang mereka ia tidak hormat kepada mereka sebagaimana hak yang telah diwajibkan bagi mereka.” (Mustadrak Al-Wasâil 15: 195)
Rasulullah saw pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.” (Al-Wasail 21: 389; Al-Faqîh 4: 371)
Tingkatan Dosa durhaka pada orang tua
Rasulullah saw bersabda: “Dosa besar yang paling besar adalah syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua…” (Al-Mustadrak 17: 416)
Rasulullah saw bersabda: “Ada tiga macam dosa yang akibatnya disegerakan, tidak ditunda pada hari kiamat: durhaka kepada orang tua, menzalimi manusia, dan ingkar terhadap kebajikan.” (Al-Mustadrak 12: 360)
Rasulullah saw bersabda: “…Di atas setiap durhaka ada durhaka yang lain kecuali durhaka kepada orang tua. Jika seorang anak membunuh di antara kedua orang tuanya, maka tidak ada lagi kedurhakaan yang lain di atasnya.” (At-Tahdzib 6: 122)
Akibat-akibat durhaka kepada orang tua
Durhaka kepada orang tua memiliki dampak dan akibat yang luar bisa dalam kehidupan di dunia, saat sakratul maut, di alam Barzakh, dan di akhirat. Akibat itu antara lain:
Dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku meri¬dhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Jâmi’us Sa’adât, penghimpun kebahagiaan, 2: 263).
Menghalangi doa dan Menggelapi kehidupan
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “…Dosa yang mempercepat kematian adalah memutuskan silaturrahmi, dosa yang menghalangi doa dan menggelapi kehidupan adalah durhaka kepada kedua orang tua.” (Al-Kafi 2: 447)
Celaka di dunia dan akhirat
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa besar karena Allah Azza wa Jalla menjadikan dalam firman-Nya sebagai anak yang durhaka sebagai orang yang sombong dan celaka: “Berbakti kepada ibuku serta Dia tidak menjadikanku orang yang sombong dan celaka, (Surat Maryam: 32)” (Man lâ yahdhurul Faqîh 3: 563)
Dilaknat oleh Allah swt
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “Wahai Ali, Allah melaknat kedua orang tua yang melahirkan anak yang durhaka kepada mereka. Wahai Ali, Allah menetapkan akibat pada kedua orang tuanya karena kedurhakaan anaknya sebagaimana akibat yang pasti menimpa pada anaknya karena kedurhakaannya…” (Al-Faqîh 4: 371)
Ya Allah, jangan jadikan daku orang yang menyebabkan kedua orang tuaku dilaknat oleh-Mu karena kedurhakanku pada mereka. Ya Allah, jadikan daku anak yang berbakti kepada kedua orang tuaku sehingga Engkau sayangi mereka karena kebarbaktianku pada mereka.”
Duhai saudaraku, di sinilah letak hubungan erat yang tak terpisahkan antara kita dan kedua orang tua kita. Betapa pentingnya menanamkan pendidikan akhlak yang mulia pada anak-anak kita, sehingga kita meninggalkan warisan yang paling berharga yaitu anak-anak yang saleh, yang dapat mengalirkan kebahagiaan dan kedamaian pada kita bukan hanya di dunia tetapi juga di alam Barzakh dan akhirat.
Dikeluarkan dari keagungan Allah swt
Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata: “Allah mengharamkan durhaka kepada kedua orang tua karena durhaka pada mereka telah keluar dari pengagungan terhadap Allah swt dan penghormatan terhadap kedua orang tua.” (Al-Faqih 3: 565)
Amal kebajikannya tidak diterima oleh Allah swt
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Demi Ketinggian-Ku, keagungan-Ku dan kemuliaan kedudukan-Ku, sekiranya anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya mengamalkan amalan semua para Nabi, niscaya Aku tidak akan menerimanya.” (Jâmi’us Sa’adât 2: 263).
Shalatnya tidak diterima oleh Allah swt
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang memandang kedua orang tuanya dengan pandangan benci ketika keduanya berbuat zalim kepadanya, maka shalatnya tidak diterima.” (Al-Kafi 2: 349).
Tidak melihat Rasulullah saw pada hari kiamat
Rasulullah saw bersabda: “Semua muslimin akan melihatku pada hari kiamat kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, peminum khamer, dan orang yang disebutkan nama¬ku lalu ia tidak bershalawat kepadaku.” (Jâmi’us Sa’adât 2: 263).
Na’udzubillâh, semoga kita tidak tergolong kepada mereka yang tidak diizinkan untuk berjumpa dengan Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa), karena hal ini harapan dan idaman bagi setiap muslimin dan mukminin. Sudah tidak berjumpa di dunia, tidak berjumpa pula di akhirat. Na’udzubillâh, semoga kita semua dijauhkan dari akibat ini.
Diancam dimasukkan ke dalam dua pintu neraka
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya murka, maka baginya akan dibukakan dua pintu neraka.” (Jâmi’us Sa’adât 2: 262).
Tidak akan mencium aroma surga
Rasulullah saw bersabda: “Takutlah kamu berbuat durhaka kepada kedua orang tuamu, karena bau harum surga yang tercium dalam jarak perjalanan seribu tahun, tidak akan tercium oleh orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, memutuskan silaturahmi, dan orang lanjut usia yang berzina…” (Al-Wasâil 21: 501)
Menderita saat Saktatul maut
Penderitaan anak yang durhaka kepada orang tuanya saat sakratul mautnya pernah menimpa pada salah seorang sahabat Nabi saw. Berikut ini kisahnya:
Kisah nyata di zaman Nabi saw
Pada suatu hari Rasulullah saw mendatangi seorang pemuda saat menjelang kematiannya. Beliau membimbingnya agar membaca kalimat tauhid, Lâilâha illallâh, tapi pemuda itu lisannya terkunci.
Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu yang berada di dekat kepala sang pemuda sedang menghadapi sakratul maut: Apakah pemuda ini masih punya ibu?
Sang ibu menjawab: Ya, saya ibunya, ya Rasulullah.
Rasulullah saw bertanya lagi: Apakah Anda murka padanya?
Sang ibu menjawab: Ya, saya tidak berbicara dengannya selama 6 tahun.
Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia!
Sang ibu berkata: Saya ridha padanya karena ridhamu padanya.
Kemudian Rasulullah saw membimbing kembali kalimat tauhid, yaitu Lâilâha illallâh.
Kini sang pemuda dapat mengucapkan kalimat Lâilâha illallâh.
Rasulullah saw bertanya pemuda itu: Apa yang kamu lihat tadi?
Sang pemuda menjawab: Aku melihat seorang laki-laki yang berwajah hitam, pandangannya menakutkan, pakaiannya kotor, baunya busuk, ia mendekatiku sehingga membuatku marah padanya.
Lalu Nabi saw membimbinnya untuk mengucapkan doa:

يَا مَنْ يَقْبَلُ الْيَسِيْرَ وَيَعْفُو عَنِ الْكَثِيْرِ، اِقْبَلْ مِنِّى الْيَسِيْرَ وَاعْفُ عَنِّي الْكَثِيْرَ، اِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

“Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak, terimalah amalku yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” 1)
Sang pemuda kini dapat mengucapkannya.
Nabi saw bertanya lagi: Sekarang lihatlah, apa yang kamu lihat?
Sang pemuda menjawab: sekarang aku melihat seorang laki-laki yang berwajah putih, indah wajahnya, harum dan bagus pakaiannya, ia mendekatiku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu telah berpaling dariku.
Nabi saw bersabda: Perhatikan lagi. Sang pemuda pun memperhatikannya. Kemudian beliau bertanya: sekarang apa yang kamu lihat?
Sang pemuda menjawab: Aku tidak melihat lagi orang yang berwajah hitam itu, aku melihat orang yang berwajah putih, dan cahayanya meliputi keadaanku. (Bihârul Anwâr 75: 456).